Hari Pertama di Sangatta-ku Yang Menakjubkan……


Makan Pagi di messhall bener-bener membuat saya memutar balik memori saya jaman masih di Ridge Camp. Dengan penataan, gaya pelayanan dan yang terpenting rasanya, sama persis makan di Ridge Camp. Bedanya cuma saya tidak pakai jaket. Bagian dari kehidupan saya kira.

Sekali lagi sinyal Telkomsel yang naik turun tidak membuat saya nyaman sama sekali. Setelah dikonfirmasi ke grup akomodasi memnag begitu adanya plus ditambah koneksi internet di guest house yang lagi ditutup oleh yang punya tambang, lengkap sudah penderitaan online saya. Saya hanya bisa dapat sinyal yang full dahsyat jika di jalan utama atau di area meshall. Bayangpun saya harus berjalan kaki 10 meter untuk mendapat sinyal bagus dan bisa ngupdate FB. Nah parahnya jika malam hari, di kota Sengatta pun mengalami traffic jam. Muacet total lalu lintas datanya.

Hari Pertama berjalan lancar dikantor. Yang membuat saya nyaman adalah saya bertemu kawan-kawan lama mantan Tembagapura yang pindah tugas di Sengatta. Maka kerjaan berlangsung diantara acara haha hihi, saling ejek dan melempar joke-joke konyol termasuk meledek saya yang dikembalikan ke ‘hutan’ Tanjung Barar, sesuai tempat aslinya katanya.
Saya juga bertemu teman lama saya yang sudah pindah kantor ke pemilik tambang. Ngorol singkat membuat saya menjadi akrab kembali.

Ya, demi menghindari makanan yang rasanya sudah mendarah daging, saya pun menerima ajakan temen saya, yang sudah pindah kantor, untuk makan malam bersama di kota Sengatta. Saya sangat antusias mumpung ada yang nganterin bawa mobil, ketemu temen, menghindari makanan yang ketebak rasanya dan juga pengin melihat kota. Klop sudah.

Mampir ke rumah beliau, saya menikmati pemandangan Lembah, ya namanya memang Lembah. Ada pusat keramaian di tengah perumahan. Ada semacam warung pojok-nya Kuala Kencana, cuma lebih luas, lebih variatif, lebih ramai dan memang didesain pusat keramaian di perumahan. Yanga saya suka ada area bermain anak persis di pusat lingkarannya. Menyenangkan jika anak saya bisa bermain-main disini, kata saya. Kapan ya? Harus nyebrang dulu? Wah ntar dulu ah…..
Jangan kuatir, saya sudah upload foto saya yang nongkrong di rumah teman saya itu.

Makan malam di kota Sengatta di warung ikan bakar, mengenangkan saya seperti 212 di jalan Belibis Timika, cuma pake lesehan seperti Nyaman di depan Mandiri baru di Timika. Ngobrollah kami sepanjang malam ngalor ngidul bicara masa lalu, update memori, nanyain temen-temen dan seterusnya. Seperti biasa, ikan bakarnya muncul setelah kami kenyang dengan 2 gelas besar es jeruk dan lalapan, lumayan rasa ikan kakap merah bakar. Rada beda sih dengan 212. Sip markisip lah.

Saatnya kembali ke guest hosue, melewati rute 13KM panjang berkelok membelah hutan Tanjung Bara. Kembali ke rumah besar yang hanya ditinggali 2 orang, saya dan temen saya dari Banjarmasin. Kembali kerja ah, ngupdate temuan, status, kemajuan kerjaan hari ini dan rencana besok paginya. Kalo tidak dikerjaken begitu akan keteteran di hari berikutnya.
Mari kita tidur……….

About ihdaihda

a husband, a father, SHE practitioner (OHSAS, NOSA, EMS), SHE trainer & consultant, hobi di applied psychology, financial planning, sharing, life enlightening. alumni Hiperkes UNS dan saya aseli Kudus :)

Posted on Agustus 14, 2009, in kisah and tagged , , , , , . Bookmark the permalink. 3 Komentar.

  1. Cari info mengenai sangata ketemu blog ini. Kalau di Sangata sebaiknya pakai provider apa yang sinyalnya kencang Pak? Salam kenal, Nobel

Tinggalkan komentar